PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk merupakan Bank BUMN (Badan Usaha Milik Negara) pertama yang menjadi perusahaan publik setelah IPO pada tahun 1996, dengan kode saham BBNI. Pada mulanya didirikan sebagai Bank sentral dengan nama Bank Negara Indonesia pada tanggal 5 Juli 1946. Selanjutnya BNI ditetapkan menjadi Bank Negara Indonesia 1946, dan statusnya menjadi Bank Umum Milik Negara. Dan kemudian menjadi Perusahaan Perseroan Terbatas (Persero) pada tahun 1992.
Pemerintah menjadi pemegang saham 60%, yang 40% dipegang publik. Anak perusahaannya meliputi Bank BNI Syariah, BNI Multifinance, BNI Sekuritas, BNI Life Insurance, dan BNI Remittance.
Kinerja Bisnis Bank BNI
Sebagai referensi, artikel-artikel berikut ini berisi penjelasan tentang istilah-istilah, dasar-dasar analisa laporan keuangan, dan metode valuasi saham:
- Dasar-dasar Laporan Keuangan
- Rasio-rasio Penting untuk Investor dalam Analisa Laporan Keuangan
- Ukuran dan Rasio dalam Valuasi Harga Saham
- Sumber-sumber Data [gratis] untuk Analisa
Data laporan keuangan tahun 2008 sampai 2017. Meliputi Aset, Liabilitas, Equitas, Pendapatan (Revenue), Laba Kotor, Laba Usaha, Laba Bersih (Profit), Gross Margin, Net MArgin, ROA, ROE, Asset Turnover, Financial Leverage, DER, CAR, dan NPL.
Berdasarkan data 2017, Bank BNI menjadi bank dengan Aset terbesar nomor 3 di Indonesia (setelah BBRI, BMRI, dan BBCA), sebesar 709 Trilyun rupiah. ROE lumayan sebesar 14%. Seperti kinerja bank-bank lain pada umumnya, kinerja tahun 2017 membaik dibandingkan tahun 2016.
Dari sisi kesehatan Bank, BNI sangat sehat dengan angka CAR (Capital Adequacy Ratio atau rasio kecukupan modal) 18,5% dan NPL (non performing loan atau kredit bermasalah) 2,3%.
Pertumbuhan Bisnis Bank BNI
CAGR 1 tahun adalah pertumbuhan tahun 2016 – 2017. CAGR 9 tahun adalah rata-rata pertumbuhan majemuk tahun 2008 – 2017. Data pertumbuhan meliputi Aset, Liabilitas, Equitas, Pendapatan (Revenue), Laba Kotor, Laba Usaha, Laba Bersih (Profit), dan Harga Saham.
Dari data tabel 2 di atas, terlihat pertumbuhan fundamental bisnis yang cukup konsisten. Dalam jangka panjang (CAGR 9 tahun) pertumbuhaan pendapatan (revenue) 14% itu termasuk tinggi. Dan pertumbuhan laba bersih (profit) yang 31%, itu sangat fantastik.
Dari sisi kepentingan investor yang membeli saham dari pasar sekunder, saham BBNI menghasilkan return yang super fantastik, CAGR (9 tahun) 35%. Kenaikan ini didukung oleh pertumbuhan EPS yang sangat besar juga, CAGR (9 tahun) 28%.
Kinerja Market dan Harga Saham BBNI
Kinerja harga sahamnya sangat fantastis, CAGR (9 tahun) 35% seperti di bahas di atas. Yang lebih menguntungkan lagi dari investasi di saham BBNI ini, selain return harga saham jangka panjang yang 35% itu, investor juga mendapatkan dividen dengan yield rata-rata sebesar 2%.
Indikator market lain, PBV, PER, dan PEG nilainya relatif lebih kecil dibandingkan ketiga bank besar lainnya. Sangat menarik, karena dengan kenaikan harga saham yang setinggi itu masih memberikan peluang yang bagus dengan PER, PBV, dan PEG yang kecil. Catatan: semakin kecil PBV, PER, dan PEG maka itu mengindikasikan bahwa harga sahamnya lebih murah.
Valuasi Harga Saham BBNI
Data per 4 Juni 2018
Harga Saham = 8.475 PER (annualized) = 10,84 PBV = 1,63
Metode Relative PER
Nilai rata-rata dan CAGR diambil dari data tahun 2008 sampai 2017.
Expected Harga Saham = Expected PER x Expected EPS = Rata-rata PER x EPS 2017 (1 + CAGR EPS) = 11,1 x 738 x (1 + 28%) = 10.485 Margin of Safety (MOS) = (Expected Harga Saham - harga saham) / harga saham = (10.485 - 8.475)/8.475 = 24%
Metode Relative PBV
Expected Harga Saham = Expected PBV x Expected BV/share = Rata-rata PBV x BV/share 2017 (1 + CAGR BV/share) = 1,6 x 5294 x (1 + 20%) = 10.164 Margin of Safety (MOS) = (Expected Harga Saham - harga saham) / harga saham = (10.164 - 8.475)/8.475 = 20%
Dengan metode valuasi relative PER diperoleh MOS 24%. Dan dengan metode valuasi relative PBV diperoleh MOS 20%. Saya belum menghitung dengan metode valuasi Discounted Free Cash Flow (DFCF).
Kesimpulan
Kinerja fundamental bagus. Di mana bisnisnya menguntungkan dengan ROE tahun 2017 sebesar 14%. Dan bisnis juga tumbuh dengan CAGR (9 tahun) aset 15%, equitas 23%, revenue 14%, laba bersih 31%.
Kinerja harga saham juga sangat bagus, di mana CAGR (9 tahun) harga saham 35% dan EPS 28%. Yang sangat menarik adalah, meskipun harga saham sudah naik setinggi itu, indikator market (PER, PBV, PEG) masih menunjukkan kalau harga sahamnya masih relatif murah. Terlihat juga dari nilai Margin of Safety (MOS) yang lumayan, valuasi relatif PER menghasilkan MOS 24%, dan valuasi relatif PBV menghasilkan MOS 20%.
Dengan kondisi sekarang ini, saya mempertimbangkan untuk membeli lagi saham BBNI ini.