Dasar-dasar Laporan Keuangan

Investor saham harus mengerti dasar-dasar laporan keuangan (financial statement). Tidak perlu kemampuan matematika yang canggih. Cukup menguasi dasar penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian dasar saja. Di mana ini adalah pelajaran matematika tingkat SD. Jadi buat para calon investor, tidak usah berkecil hati. Tidak rumit untuk menguasai hal ini.

Semua perusahaan terbuka (tbk) wajib mem-publish laporan keuangannya. Di-publish di website perusahaan dan website bursa efek indonesia. Jadi siapapun bisa mendapatkan datanya. Link berikut ini menjelaskan sumber-sumber data tersebut: Sumber-sumber data untuk analisa fundamental saham.

Laporan Keuangan Berisi berikut ini, di mana tiga yang pertama yang paling kita butuhkan untuk analisa:

  1. Neraca (balance sheet, atau posisi keuangan)
  2. Laba-rugi (income)
  3. Arus kas (cash flow)
  4. Perubahan ekuitas (changes in equity)

1. Laporan Posisi Keuangan (Neraca/Balance Sheet)

Berisi posisi keuangan perusahaan pada tanggal laporan keuangan tersebut dikeluarkan, jadi merupakan potret pada satu waktu. Prinsip utamanya adalah Asset (harta) sama dengan Utang (liabilities) ditambah Modal (Equities).

Tabel 1. Dasar laporan keuangan – balance sheet

Asset (harta)

  • Asset lancar (current asset): Kas dan setara kas, Piutang (receivable), Persediaan (inventory), Beban dibayar di muka, Investasi jangka pendek, lain-lain
  • Asset tidak lancar (fixed asset): Tanah, bangunan, mesin, Aset tak berwujud (paten, license, dll), Goodwill (kelebihan atas aset bersih/book value terhadap pembelian/akuisi perusahaan), investasi jangka panjang

Utang (liability)

  • Utang Jangka pendek (Short term Liabilities/Utang Lancar/Current Liabilities): Utang usaha (utang ke supplier, dll), Utang bank jangka pendek (kurang dari 1 tahun), Utang bank jangka panjang yang dibayarkan tahun ini
  • Utang Jangka panjang (Long term Liabilities) : Obligasi, Utang bank jangka panjang

Modal (equity)

  • Modal saham (modal dasar, dengan nilai nominal tertentu)
  • Tambahan modal disetor (Selisih antara modal yang diterima dengan nilai nominal waktu penerbitan saham)
  • Laba ditahan (laba yang tidak dibagikan dalam bentuk deviden)

2. Laporan Laba-rugi (Income statement)

Berisi pendapatan (penjualan/revenue/sales), beban (biaya/cost), dan penghasilan (income/return/rugi-laba/profit-loss) dalam periode waktu pelaporan keuangan. Misalnya laporan keuangan tahun 2017 melaporkan pendapatan, biaya, dan income sejak tanggal 1-Januari-2017 sampai 31-desember-2017. Laporan keuangan periode Quarter 1 2017 mencakup 1-Januari-2017 sampai 31-Maret-2017.

Laporan ini menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Rumus umum, Laba = Pendapatan – Beban.

Tabel 2. Dasar laporan keuangan – Income Statement

Pendapatan

Disebut juga penjualan, revenue, sales, atau top line. Disebut top line karena posisinya ada di bagian paling atas dari laporan laba-rugi. Produk (service) yang dijual oleh perusahaan bisa dijual secara cash ataupun kredit. Jika dijual secara kredit, maka uang cash akan diterima ketika pelanggan membayarnya, jadi akan ada selisih waktu antara waktu penjualan dengan waktu diterimanya uang.

Beban

Disebut juga biaya, atau cost.

  • Beban produksi. Disebut juga Cost of sales, cost of service, atau cost of good sold (COGS).
  • Beban operasional. Mencakup biaya penjualan, gaji pegawai non produksi, administrasi.
  • Beban depresiasi dan amortisasi. Biasanya dimasukkan ke dalam beban operasional. Untuk depresiasi alat-alat mesin produksi, biasanya dimasukkan ke dalam beban produksi.
  • Beban Keuangan. Terdisi atas bunga pinjaman (interest) dan laba/rugi atas selisih kurs.
  • Beban pajak (tax)

Laba

Disebut rugi untung, profit, atau rugi jika nilainya negatif (minus).

  • Laba Kotor (gross profit) , pendapatan dikurangi beban produksi
  • Laba operasional (operating profit). Disebut juga EBIT (earning before interest and tax)
  • Laba sebelum pajak
  • Laba bersih (earning, disebut juga bottom line)
  • Beberapa perusahaan kadang mencantumkan EBITDA (earning before interest, tax, depresiation, and amortization). Biasanya adalah perusahaan dengan belanja fix asset yang besar, seperti perusahaan infrastruktur dan telekomunikasi.

Laba Komprehensif

Di laporan keuangan, biasanya ditulis tepat di bawah laba bersih. Merupakan Laba Bersih ditambah Pendapatan Komprehensif. Pendapatan komprehensif adalah pendapatan yang bukan hasil dari operasional perusahaan. Beberapa hal yang termasuk pendapatan komprehensif adalah:

  • Revaluasi nilai aset yang disesuaikan dengan harga sekarang
  • Hasil dari penjualan aset
  • Laba dari investasi di tempat lain. Atau bagian laba dari anak perusahaan yang Laporan Keuangannya tidak dikonsolidasikan (karena bukan merupakan pemegang saham pengendali di anak perusahaan tersebut).

Di bagian ini kadang terjadi tricky. Beberapa kasus financial re-engineering memanfaatkan celah dari sini. Perusahaan yang bermaksud untuk menggelembungkan Laba-nya, memasukkan item-item yang mestinya merupakan pendapatan komprehensif tetapi malah dimasukkan ke dalam pendapatan operasional lain (yang akan membesarkan nilai pendapatan operasional). Mengapa ini dilakukan? Karena Laba yang dipakai dalam menghitung EPS dan PER (dalam valuasi saham) adalah Laba bersih yang tercatat (di mana pendapatan komprehensif bukan merupakan bagian dari laba bersih). Jadi, investor harus aware dengan hal ini.

Kebanyakan di Laporan Keuangan, nilai Pendapatan Komprehensif ini relatif kecil, sehingga Laba Komprehensif-nya relatif sama dengan Laba Bersih.

Kepentingan non Pengendali

Jika Perusahaan (yang mengeluarkan Laporan Keuangan) ini mempunyai anak perusahaan, maka laporan keuangan merupakan laporan konsolidasi dari entitas induk dan semua intitas anak. Entitas induk adalah perusahaan ini sendiri, dan entitas anak adalah semua anak perusahaannya.

Perusahaan induk biasanya tidak memegang 100% saham dari anak perusahaannya. Nah, pihak lain yang ikut memegang saham anak perusahaan tersebut (dan pihak lain ini bukan merupakan pemegang saham pengendali) itulah yang maksud dengan Kepentingan non Pengendali.

Catatan: Jika Perusahaan ini bukan merupakan pemegang saham pengendali dari anak perusahaan, maka laporan keuangan entitas anak itu tidak dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan. Nilai bagian kepemilikan atas modal di anak perusahaan tersebut, dicatat di Balance Sheet sebagai Investasi Jangka Panjang (di bagian Fixed Asset). Dan bagian laba buat perusahaan ini dicatat sebagai laba komprehensif.

3. Laporan Arus Kas (Cash Flow statement)

Berisi arus uang masuk dan uang keluar dalam periode waktu pelaporan keuangan. Dalam analisa fundamental perusahaan, cash flow ini sangat penting untuk memvalidasi laporan laba-rugi.

Penghitungan laba-rugi, sangat ditentukan oleh kebijakan pelaporan keuangan. Ada aturan yang bisa dibilang fleksibel untuk menentukan akun-akun laporan keuangan. Misalnya apakah dana yang sangat besar untuk R&D bisa ditulis sebagai pengeluaran tahun itu juga, atau bisa juga dianggap sebagai investasi yang akan didepresiasi dalam beberapa tahun ke depan, dan tentu saja ini akan mempengaruhi besarnya laba-rugi yang tercatat.

Nah, laporan cash flow ini yang akan memberikan perspektif yang lebih lengkap, apakah laba/rugi yang besar/kecil itu menghasilkan uang kas riel yang bisa dipakai sekarang.

Tabel 3. Dasar laporan keuangan – Cash Flow

Arus kas dari aktivitas operasi (cash flow from operation)

  • (+) Penerimaan dari pelanggan
  • (-) Pembayaran kas ke pemasok, karyawan, beban operasional lainnya
  • (+) Penerimaan dari bunga
  • (-) Pembayaran bunga
  • (+) Pembayaran pajak penghasilan

Arus kas dari aktivitas investasi (cash flow from investing)

  • (+) Hasil menjual aset
  • (-) Membeli aset
  • (+) Hasil dari investasi lainnya
  • (-) Investasi lainnya

Arus kas dari aktivitas pendanaan (cash flow from financing)

  • (+) Mendapatkan pinjaman
  • (+) Mendapatkan dana dari IPO, Right Issue
  • (-) Membayar dividen
  • (+) Dana dari Obligasi atau pinjam Bank
  • (-) Membayar pinjaman

Bagian yang lainnya

  • Kenaikan/penurunan kas. Jumlah bersih semua kas masuk dikurangi kas keluar.
  • Jumlah kas awal periode laporan keuangan
  • Jumlah kas akhir periode

Catatan tambahan tentang biaya depresiasi dan Free Cash FLow:

Biaya depresiasi

Ini adalah bagian dari biaya/beban/cost yang tidak ada aliran uang keluarnya. Pengeluaran yang sebenarnya terjadi adalah pada waktu pembelian aset. Pembelian aset dilakukan pada satu waktu, namun kegunaan aset itu berlangsung dalam jangka panjang (misal 10 tahun). Jadi biaya pembelian aset itu tidak dihitung sebagai biaya operasional bisnis, namun biaya yang dicatat adalah biaya depresiasi (penurunan nilai aset per tahun). Contoh perusahaan membeli mesin seharga 10 milyar dan masa pakai 10 tahun, maka biaya yang dicatat adalah 1 milyar per tahun sehingga di akhir tahun ke 10 nilai aset tersebut 0 rupiah. Apakah biaya depresiasi ini nilainya rata (sama) per tahun, tergantung metode depresiasi yang dilakukan, tapi intinya adalah di akhir tahun ke 10 tersebut nilai aset berkurang menjadi 0.

Free Cash Flow (Arus Kas bebas)

Dalam analisa, kita kadang mendapati istilah ini. Free Cash Flow = Cash flow from Operation – Capital Expenditure.  Capital Expenditure (capex) disebut juga belanja modal.  Capex yang dipakai untuk menghitung Free Cash Flow adalah pengeluaran yang sifatnya rutin untuk membeli dan memelihara mesin-mesin produksi, tidak termasuk investasi yang besar untuk ekspansi pabrik baru.

Free Cash Flow merupakan uang yang tersedia yang bisa dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen, atau pula disimpan sebagai Cash perusahaan yang bisa dipakai untuk ekspansi bisnis perusahaan di masa depan.

4. Laporan Perubahan Ekuitas (Change in Equity)

Berisi perubahan komposisi item-item dalam ekuitas. Tidak sepenting ketiga loporan lainnya yang sudah dibahas di atas. Beberapa catatan:

  • Laba yang tidak dibagikan kepada shareholder sebagai dividen, akan dicatat di sini sebagai laba ditahan (retained earning).
  • Pendapatan komprehensif, karena tidak dimasukkan ke dalam Laba Bersih (namun dimasukkan ke dalam Laba Komprehensif), maka akan dicatat di sini sebagai Penghasilan Komprehensif
  • Di sebutkan juga bagian ekuitas untuk kepentingan non pengendali.

Nilai ekuitas (book value) yang dipakai dalam penghitungan PBV (dalam valuasi saham) adalah Ekuitas yang diatribusikan kepada entitas induk. Dengan kata lain, nilai ekuitas total dikurangi dengan bagian untuk kepentingan non pengendali. Biasanya, nilai Ekuitas yang diatribusikan kepada kepentingan non pengendali itu kecil, sehingga nilai Ekuitas yang diatribusikan kepada entitas induk relatif sama dengan nilai Ekuitas total.

Namun jika nilai Ekuitas yang diatribusikan kepada kepentingan non pengendali itu besar, maka investor harus aware karena ini berpengaruh kepada penghitungan nilai PBV.

5. Hubungan antar Laporan Keuangan

Secara umum, hubungan antar ketiga laporan keuangan tersebut bisa digambarkan berikut ini.

Grafik 4. Dasar laporan keuangan – Hubungan antar Laporan. Catatan: Untuk Beban Bunga, relasinya seharusnya ke Cashflow from Operation, bukan Cashflow from financing.

Ketika Terjadi Penjualan Product (Service)

  • Di Income statement. Menambah Penjualan
  • Di Balance sheet. Jika secara cash, akan menambah Cash. Jika secara kredit, akan menambah Piutang.
  • Di Cash Flow. Ketika uang masuk, akan dicatat di bagian Cash Flow from Operating di bagian penerimaan Cash dari pelanggan. Jika penjualan secara kredit, maka akan terjadi perbedaan antara waktu Penjualan dan waktu Penerimaan Cash dari pelanggan.

Pembelian Fixed Asset

  • Di Balance sheet. Terjadi penambahan Jumlah Fixed Asset. Jika pembelian secara cash, akan mengurangi jumlah Cash (aset lancar). Jika secara kredit, akan menambah hutang (liabilities).
  • Di Cash Flow. Ketika uang keluar, akan dicatat di bagian Cash Flow from Investing di bagian pembelian aset. Jika pembelian secara kredit, maka akan terjadi perbedaan antara waktu pembelian aset dan waktu pengeluaran Cash.
  • Di Income Statement. Akan dicatat biaya depresiasi setiap tahun selama masa pakai (umur) aset tersebut

Pembelian Bahan Baku untuk Produksi

  • Di Income Statement. Menambah biaya produksi.
  • Di Balance sheet. Terjadi penambahan Inventory (Persediaan). Jika pembelian secara cash, akan mengurangi jumlah Cash (aset lancar). Jika secara kredit, akan menambah hutang (liabilities).
  • Di Cash Flow. Ketika uang keluar, akan dicatat di bagian Cash Flow from Operating di bagian pembayaran kepada supplier (pemasok). Jika pembelian secara kredit, maka akan terjadi perbedaan antara waktu Pembelian dan waktu pembayaran kepada supplier.

Laba Bersih Perusahaan

  • Di Income Statement. Tercatat sebagai Laba Bersih.
  • Di Cash Flow. Bagian laba yang dibagikan kepada share holder sebagai dividen, akan dicatat di bagian Cash Flow from Financing di bagian pembayaran dividen.
  • Di Balance sheet. Bagian laba yang tidak dibagikan, akan ditambahkan ke Laba Ditahan (Retained Earning)
Silahkan share artikel ini

3 thoughts on “Dasar-dasar Laporan Keuangan”

  1. Selamat siang.

    Terima kasih atas informasi nya. Sangat berguna untuk saya yg mau mulai belajar ttg value investment.

    Mengenai kepentingan non-pengendali apakah hanya dalam perhitungan BV dan EPSsaja atau dalam semua rasio keuangan harus dikeluarkan? Termasuk untuk perhitungan GPM, NPM, OPM, DER, dll tidak mengikutsertakan item kepentingan non-pengendali?

    Mohon advis nya.

    Terima kasih banyak

    1. Tujuan penyebutan kepentingan non pengendali, itu berkaitan dengan hak klaim pihak non pengendali atas perusahaan. Hak klaim yang paling relevan adalah: Profit dan Equity. Sementara itu GPM, NPM, OPM, DER adalah metric-metric untuk kinerja perusahaan, jadi tidak relevan dengan hak klaim buat kepentingan non pengendali.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *