Panduan Membeli Saham dengan Modal Uang Pinjaman KTA

Jalan Sukses Investasi Saham

Isi tulisan ini adalah mengenai panduan. Biasanya panduan itu untuk sesuatu yang direkomendasikan. Kalau tulisan ini beda, panduan untuk sesuatu yang sebenarnya tidak dianjurkan. Namun karena sesuatu ini sering menggoda orang untuk melakukannya, maka akan jadi lebih baik kalau ada panduannya, sehingga orang-orang yang sedang tergoda itu terbantukan.

Kadang kalau melihat market sedang bagus, di mana harga-harga saham sedang naik, investor cenderung berpikir sangat optimis. Saking optimisnya sampai-sampai mengambil pinjaman dengan bunga untuk dipakai investasi membeli saham. Apalagi sekarang-sekarang ini banyak sales dari Bank ataupun Kartu Kredit yang menawarkan pinjaman KTA (Kredit Tanpa Agunan) dengan iming-iming bunga yang diklaim murah.

Di sini tidak ada hitam putih. Meskipun tidak direkomendasikan, belum pasti itu tidak baik. Nanti akan kita lihat.

Semangat tinggi untuk berinvestasi itu sangat bagus. Namun semangat saja itu tidak cukup. Harus dihitung dengan sangat detail untung dan ruginya. Semua potensi keuntungan harus dikalibrasi dengan resikonya.

Panduan Umum

Kebijaksanaan (wisdom) yang sangat sering disampaikan oleh orang-orang yang sudah berpengalaman di dunia investasi dan trading saham:

  • Jangan membeli saham dengan uang yang akan dipakai dalam jangka pendek. Karena ketika uang itu dibutuhkan, dan kebetulan pada waktu itu pas banget harga saham sedang jatuh, maka mau-tidak-mau saham harus dijual rugi.
  • Jangan membeli saham dengan uang pinjaman. Karena kalau pas butuh uang untuk membayar pinjaman tersebut harga saham sedang jatuh, maka seperti di atas, saham akan dipaksa untuk dijual rugi. Lagi pula pinjaman itu berbunga, jadi harus punya prediksi yang sangat kuat (melalui hitungan yang sangat matang) bahwa hasil dari investasi saham ini melebihi besarnya biaya bunga yang dikeluarkan.

Intinya adalah, saham yang sudah dibeli itu jangan sampai harus terpaksa dijual karena sedang butuh uang mendesak. Jadi, pastikan bahwa ini adalah uang idle, uang yang tidak dibutuhkan dalam jangka pendek.

Nah, ceritanya akan beda kalau uang pinjaman itu tidak akan mengganggu jalannya proses/waktu investasi. Misalnya begini, kalau pinjaman itu akan dibayarkan dengan uang yang didapat dari sumber lain yang sangat jelas, contohnya diangsur dari penyisihan uang gaji rutin tiap bulan. Dan pembayaran/cicilan ini tidak memberatkan kebutuhan bulanan, maka meminjam uang untuk membeli saham bisa dipertimbangkan.

Setelah memastikan bahwa pembayaran pinjaman/cicilan bisa dipastikan dari sumber lain, maka langkah selanjutnya adalah menghitung apakah hasil investasi saham (ROI/Return on Investment) itu bisa melebihi beban bunga pinjaman yang harus dikeluarkan. Jika hasil investasi lebih kecil daripada bunga pinjaman, maka itu adalah merugi.

Menentukan Scenario

Berikut ini contoh bagaimana kita melakukan penghitungan hasil investasi saham dengan modal memakai pinjaman KTA. Misalkan besarnya plafon pinjaman yang kita dapatkan adalah 100 juta rupiah, dengan bunga 1% per bulan, dan jangka waktu pinjaman (tenor) 3 tahun. Kemudian uang 100 juta ini dipakai untuk membeli saham. Dan mengikuti tenor pinjaman KTA yang 3 tahun, jangka investasi saham yang dihitung juga 3 tahun, di mana di akhir tahun ke-3 diasumsikan semua sahamnya dijual.

Tiap tahun, saham yng dimiliki ini harganya naik. Dan tiap tahun juga akan mendapatkan dividen. Jadi, kinerja saham yang akan kita bahas nanti adalah merupakan total kenaikan harga saham ditambah dividen yield.

Catatan: CAGR adalah Compound Annual Growth Rate, disebut juga pertumbuhan majemuk, di mana hasil total investasi tahun ini semuanya akan dipakai untuk modal investasi tahun berikutnya.

  • Scenario 1# Pesimis. Kinerja saham CAGR 0% per tahun. Tidak menghasilkan sama sekali.
  • Scenario 2# Agak pesimis. Kinerja saham CAGR 10,8% per tahun. Kinerja saham kurang dari bunga pinjaman.
  • Scenario 3# Moderate. Kinerja saham CAGR 12% per tahun. Kinerja saham sama dengan bunga pinjaman.
  • Scenario 4# optimis. Kinerja saham CAGR 18% per tahun. Kinerja saham sebesar rata-rata kinerja investasi saham di bursa market Indonesia (Index)
  • Scenario 5# sangat optimis. Kinerja saham CAGR 25% per tahun. Kinerja saham jauh di atas rata-rata Index.

Melakukan Penghitungan

Inti penghitungan adalah menentukan IRR (Internal Rate of Return). Merupakan kinerja total investasi yang dipresentasikan ke dalam return (pertumbuhan) per tahun berdasarkan total uang cash yang masuk dikurangi uang cash yang keluar.

Dan dari perspektif si pelaku, modal dalam investasi ini sebenarnya adalah sejumlah uang milik sendiri yang dikeluarkan untuk membayar bunga pinjaman. Biaya ini sebesar 12 juta (12% x 100 juta) per tahun yang dikeluarkan selama 3 tahun (sehingga total 36 juta).

IRR sebenarnya adalah CAGR hasil untuk investasi ini, dan disebut juga sebagai ROI (Return on Investment). Jadi perlu dibedakan ya, antara CAGR Kinerja Saham dan CAGR Kinerja Total Investasi. Dan dalam bahasan di artikel ini, CAGR Kinerja Total Investasi disebut IRR.

Penghitungan menggunakan Aplikasi Microsoft Excel. Silahkan download file Menghitung Hasil Investasi Beli Saham Dengan Modal Pinjaman KTA.xlsx. Warna kuning adalah nilai-nilai asumsi yang perlu dimasukkan:

  • Nilai pinjaman = 100 juta
  • Bunga = 1% per bulan
  • Tenor = 3 tahun
  • Kinerja Saham (CAGR) = berbagai scenario

Excel menyediakan fungsi untuk menghitung IRR ini. Untuk jangka waktu investasi selama 3 tahun, maka:

Nilai IRR = IRR (Cash Total tahun ke-0, tahun ke-1, tahun ke-2, dan tahun ke-3)

Catatan:

  • Cash Masuk, yaitu tahun ke-0 dengan jumlah 100 juta dari pinjaman yang diterima, dan nilai investasi di akhir tahun ke-3 seandainya dijual. Di tahun ke 1 dan 2 tidak ada uang yang masuk.
  • Cash Keluar, yaitu tahun ke-0 dengan jumlah 100 juta untuk membeli saham, dan pembayaran cicilan pinjaman (pokok+bunga) di tahun ke 1, 2, dan 3.
  • Cash Total, yaitu Cash Masuk dikurangi Cash keluar untuk tiap-tiap tahun ke-0, 1, 2, dan 3.
Tabel 1. Menghitung Hasil Investasi Beli Saham Dengan Modal Pinjaman KTA

Analisa Hasil Penghitungan

Scenario 1
Pesimis. Dengan kinerja CAGR Saham 0%, dihasilkan IRR -29,3%. Jika saham tidak menghasilkan apa-apa, itu sama saja meminjam uang untuk disimpan di bawah bantal, kemudian mengambil sedikit demi sedikit uang tersebut untuk membayar cicilan dan bunga, sehingga akhirnya tekor. IRR yang negatif, itu artinya adalah telah terjadi penurunan nilai uang (harta). Lihat, bahwa penurunan (29,3%) ternyata jauh lebih besar dari nilai bunga (12%). Ternyata kalau dilihat dari perspektif nilai seperti ini, dampak bunga adalah lebih besar dari angka yang disebutkan. Jadi pelajarannya, bijaksana dan berhati-hatilah dengan utang.

Scenario 2
Agak pesimis. Dengan kinerja CAGR Saham 10,8%, dihasilkan IRR 0,0%. IRR sama dengan nol, itu artinya impas, di mana kinerja hasil investasi sama dengan biaya bunga pinjaman yang dibayarkan. Sama saja telah melakukan pekerjaan yang sia-sia.

Scenario 3
Moderate. Dengan kinerja CAGR Saham 12,0%, dihasilkan IRR 3,3%. Angka IRR yang kecil, kira-kira sebesar bunga tabungan. Daripada capek-capek mengeluarkan uang 36 juta untuk membayar bunga pinjaman KTA dan menggunakan uang pinjaman itu untuk membeli saham, lebih baik simpan saja uang 36 juta tersebut di tabungan atau deposito. Tidak perlu capek-capek mengelola pinjaman dan mengelola portfolio investasi.

Scenario 4
Optimis. Dengan kinerja CAGR Saham 18,0%, dihasilkan IRR 10,5%. Nah di sini mulai kelihatan hasilnya. Di mana IRR cukup besar. Kalau kinerja saham kita bisa menyamai kinerja index (18%), maka berhutang KTA dengan bunga 12% per tahun adalah worth it.

Scenario 5
Sangat optimis. CAGR Saham 25,0%, di hasilkan IRR 38,6%. Sampai di sini kita benar-benar memanfaatkan hutang untuk melipatgandakan hasil investasi. Semakin besar kenaikan harga saham (CAGR Saham), maka semakin besar juga hasil total investasi (IRR). Konsep hutang untuk melipatgandakan hasil total investasi ini bisa dibaca artikel tentang Financial Leverage.

Kesimpulan

Bijaksana dan berhati-hatilah dengan utang yang berbunga. Jangan sekali-kali meminjam uang (dengan bunga) untuk membeli saham jika kita tidak mengerti persis perhitungan peluang (untung) untuk resiko (rugi)-nya. Dan asumsi harus dilakukan dengan sangat cermat dan hati-hati, apakah estimasi kinerja saham (kenaikan harga saham + dividen yield) itu masuk akal?

Prinsip utama dalam investasi adalah keamanan. Jangan sampai rugi. Setelah bisa memperkirakan dengan kuat bahwa tidak akan rugi, maka selanjutnya adalah mengoptimalkan keuntungan.

Silahkan share artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *