Keempat Bank blue chip ini memang sangat menawan. Semuanya bagus. Baik dari sisi kinerja fundamental bisnisnya maupun kenaikan harga sahamnya. Di antara keempat saham Bank, BBRI, BMRI, BBCA, BBNI, yang mana yang paling bagus opportunity-nya untuk investasi? Sebagai investor, kita perlu melakukan perbandingan untuk mengetahui yang mana yang terbaik di antara yang terbaik. Dengan begitu kita bisa mengoptimal kinerja investasi kita. Sebagai catatan, untuk analisa masing-masing saham bank tersebut, silahkan baca artikel berikut:
- Bank BRI (BBRI) – Konsisten Profit dan Pertumbuhan Besar
- Bank Mandiri (BMRI) – Blue Chip Terbesar
- Bank Central Asia (BBCA) – Kumpulan Analisa Fundamental
- Analisa Bank BNI (BBNI) – BUMN Kebanggaan Indonesia
Perbandingan Fundamental Bisnis dan Market
Metrik yang diperbandingkan adalah kinerja fundamental bisnis mencakup aset, liabilitas, equitas, pendapatan (revenue), laba kotor, laba usaha, laba bersih. Juga rasio-rasionya yang mencakup gross margin, net margin, ROA, ROE, CAR, NPL. Dan juga kinerja market mencakup market cap, PBV, PER, PEG, harga saham, dan dividen yield.
Sebagai referensi, artikel-artikel berikut ini berisi penjelasan tentang istilah-istilah, dasar-dasar analisa laporan keuangan, dan metode valuasi saham:
- Dasar-dasar Laporan Keuangan
- Rasio-rasio Penting untuk Investor dalam Analisa Laporan Keuangan
- Ukuran dan Rasio dalam Valuasi Harga Saham
- Sumber-sumber Data [gratis] untuk Analisa
Perbandingan kinerja fundamental:
- Market Leader (Aset dan Revenue). BBRI paling besar dengan aset 1126 trilyun dan revenue 107 trilyun. Disusul BMRI, BBCA, dan BBNI.
- Profitability (ROE dan margin). BBCA paling besar dengan ROE 18% dan net margin 36%. Disusul BBRI, BBNI dan BMRI.
- Kesehatan kredit (NPL). BBCA paling kecil dengan NPL 1,5%. Disusul BBRI, BBNI, dan BMRI. Terlihat hubungan yang sejajar antara profitability dengan kemampuan bank dalam me-manage NPL nya.
Perbandingan kinerja saham di market:
- Stock Market Leader (Market cap). BBCA paling tinggi dengan market cap 540 trilyun. Disusul BBRI, BMRI, dan BBNI.
- Valuasi harga saham berdasarkan PER. BBCA paling mahal dengan PER 23. Disusul BMRI, BBRI, dan BBNI.
- Valuasi harga saham berdasarkan PBV. BBCA paling mahal dengan PBV 2,1. Disusul BBRI, BMRI, dan BBNI.
- Valuasi harga saham berdasarkan PEG. BMRI paling mahal dengan PEG 2,7. Disusul BBCA, BBRI, dan BBNI.
Perbandingan Pertumbuhan Fundamental Bisnis dan Market
Untuk perbandingan ini dipilih yang CAGR 9 tahun dan rata-rata 9 tahun, karena perspektif yang dipakai adalah jangkan panjang. Sementara itu CAGR 5 tahun dan pertumbuhan setahun terakhir tetap dipakai untuk melihat kembali apakah pertumbuhan jangka panjang itu relatif stabil atau tidak.
Perbandingan kinerja fundamental:
- Pertumbuhan aset BBRI paling tinggi dengan CAGR 18,4%. Disusul BBNI, BMRI, dan BBCA
- Pertumbuhan equitas BBRI paling tinggi dengan CAGR 25,1%. Disusul BBNI, BBCA, dan BMRI
- Pertumbuhan revenue BBRI paling tinggi dengan CAGR 16%. Disusul BBCA, BMRI, dan BBNI
- Pertumbuhan laba bersih BBNI paling tinggi dengan CAGR 30,9%. Disusul BBRI, BBCA, dan BMRI
Perbandingan kinerja saham di market:
- Pertumbuhan harga saham BBNI paling tinggi dengan CAGR 35,5%. Disusul BMRI, BBRI, dan BBCA
- Pertumbuhan EPS BBNI paling tinggi dengan CAGR 35,5%. Disusul BBRI, BBCA, dan BMRI
- Rata-rata PBV BBCA paling tinggi dengan nilai 4. Disusul BBRI, BMRI, dan BBNI
- Rata-rata PER BBCA paling tinggi dengan nilai 18,4. Disusul BMRI, BBRI, dan BBNI
- Rata-rata PEG BMRI paling tinggi dengan nilai 1,9. Disusul BBCA, BBRI, dan BMRI
Perbandingan Valuasi harga saham Bank, BBRI, BMRI, BBCA, BBNI
MOS (weighted average) dihitung dengan komposisi 70% MOS PER + 30% MOS PBV. Mengapa begitu? Karena dari kinerja historis, kenaikan harga saham sangat berkaitan dengan PER daripada PBV. Valuasi saham BBCA paling mahal, terlihat dari nilai MOS (Margin of Safety) paling rendah. Disusul BMRI, BBRI, dan BBNI.
Kesimpulan
Opportunity untuk investor didapatkan dari kombinasi antara pertumbuhan dan profitability bisnis, dan valuasi harga saham yang masih menarik. Berikut ini urutannya (dimulai dari yang memberikan opportunity paling besar). Ditambahkan juga alasan yang perlu ditekankan.
- BBNI
- Pertumbuhan profit dan EPS paling besar.
- Pertumbuhan harga saham paling besar.
- Valuasi paling murah.
- Margin of safety cukup.
- Meskipun pertumbuhan harga saham paling besar, namun masih memberikan ruang bertumbuh yang masih sangat besar pula.
- BBRI
- Ukuran bisnis paling besar (aset, revenue).
- pertumbuhan bisnis paling besar (aset, equitas, revenue).
- Valuasi paling murah no 2.
- Margin of safety cukup.
- Harga sahamnya menarik, dan pertumbuhan bisnis paling besar.
- BBCA
- market cap paling besar
- Profitability paling besar (Margin, ROE)
- Paling Sehat (NPL kecil)
- Valuasi paling mahal
- Margin of safety kurang
- Harganya sudah sangat mahal, dan pertumbuhan bisnisnya di bawah BBNI dan BBCA
- BMRI
- PEG paling tinggi
- Valuasi mahal no 2.
- Margin of safety terlalu kecil
- Harganya sudah sangat mahal, dan pertumbuhan bisnisnya di bawah ketiga bank lainnya
artikelnya sangat mencerahkan…apakah menurut bapak segmentasi yang disasar oleh bank-bank ini berpengaruh? karena dari saya sendiri masih memilih BBRI dan BBCA di koleksi porto saya karena mereka jelas siapa yang disasar..untuk BBNI sempet jadi target cuma kedepannya mereka fokus dimana saya masih belum jelas CMIIW
Iya Pak. Segmentasi juga berpengaruh. Tren ke depannya, sepertinya porsi untuk segment UMKM akan semakin besar. Perlu dikaji lebih dalam lagi tentang tren dan dampaknya terhadap bank-bank besar ini.
Apa menghitung CAGR pertumbuhan EPS bank mandiri sudah memperhitungkan stocksplit pak?
Penasaran saja kenapa hasilnya negatif.
Thanks dan salam kenal